Pantai Air Manis, Sejarah Kutukan Malin Kundang yang MeLegenda


Pantai Air Manis, Sejarah Kutukan Malin Kundang yang MeLegenda


Pantai Air Manis - Kota Padang yang juga di juluki Kota Serambi Mekkah ini memiliki ragam tempat wisata yang indah seperti Pantai, Danau, Taman Air dan salah satunya yang akan di bahas di kesempatan kali ini yaitu sebuah obyek wisata pantai yang dikenal dengan pemandangannya yang menawan dan bersejarah yang menjadi sebuah cerita rakyat yang turun-temurun dan dikenal hingga kepenjuru kota Indonesia yaitu “Kutukan Malin Kundang, Anak Durhaka Pada Ibunya” , penasaran dengan keindahan dan kisahnya, ok simak ulasan berikut..



Keindahan Pantai Air Manis


Pantai Air Manis merupakan pantai yang cukup populer yang banyak diminati para wisatawan local maupun luar, pemandangan laut yang indah dengan dengan susuran pasir pantai yang membentuk sebuah garis seolah memotong indahnya langit biru menciptakan view yang sangat eksotis. 

Pantai yang bersih dan airnya yang jernih membuat para pengunjungnya nyaman saat bermain-main maupun berenang di pantai tersebut, pemandangan para surver yang asyik menaklukkan ombak juga sangat memanjakan mata, di area pinggiran pantai juga tersedia Gardu pondok yang sangat nyaman untuk sekedar bersantai sembari menikmati indahnya panorama pantai tersebut. 

Dan yang tidak kalah menariknya di pantai ini anda juga bisa melihat Batu Malin Kundang yang mana dalam cerita rakyak batu tersebut merupakan perwujudan dari seorang yang dikutuk oleh ibunya dikarenakan durhaka padanya, mungkin kisah tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga karna memang cerita tersebut sangatlah terkenal bahkan dijadikan sebuah film di televisi, namun bagi anda yang belum tahu dan penasaran, tenang saja disini matajatim akan ceritakan kisah singkatnya.

Lokasi/Alamat Pantai Air Manis


Pantai Air Manis ini berlokasi di Kecamatan Teluk Kabung, Kabupaten Padang, Sumatera Barat atau berjarak sekitar lima belas kilometer dari pusat kota Padang.


Sejarah Cerita Malin Kundang, Anak Durhaka..!!


Cerita Rakyat, Pada suatu hari hiduplah keluarga kecil di Sumatra Barat, pada saat itu sang ayah pergi mencari nafkan dan sang anak tinggal sama ibunya di sebuah gubug dan anak tersebut bernama malin, sang ayah tak kunjung pulang sehingga ibunya pun turut mencari nafkah, malin seorang anak yang pandai dan sedikit nakal, malin sangat senang mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu, hingga pada suatu hari dia jatuh saat mengejar se-ekor ayam dan terdapat luka di bagian lengannya yang tidak membekan dan tidak bisa hilang.

Waktu berlalu hingga malin tumbuh menjadi seorang yang dewasa , dia merasa sedih ketika melihat ibunya bekerja keras , ia kasihan dan turut mencari nafkah ke negeri seberang, berharap menjadi seorang yang sukses dan kaya raya kemudian malin mengikuti seorang nahkoda kapal untuk berlayar, meski tidak setuju ahirnya ibunya mengijinkan malin untuk pergi merantau dan ibunya berpesan  Malin tidak melupakannya apabila ia sudah jadi orang kaya raya sembari mengantar malin dengan linangan air mata.

Pergilah Malin berlayar dan ia banyak belajar dan mendapat pengalaman, dan naas ditengah perjalanan kapal yang ditumpangi malin dirampok bajak laut dan awak kapal lainnya di habisi dan hanya tersisa si malin, malin terkatung-kating ditengah lautan hingga dia terdampar disebuah pantai, karna tidak menemukan siapa-siapa di pantai tersebut ahirnya malin berjalan ke dalam pulau dan menemukan sebuah desa disana, dan meminta pertolongan pada warga desa tersebut, ahirnya malinpun mendapat pekerjaan di desa yang subur tersebut dan menjadi kaya raya, ia pun menikah dengan seorang gadis di desa tersebut.

Sang ibupun mendengan tentang kesuksesan anaknya , sang ibu merasa bahagia dan bersyukur anaknya sudah sukses dan menemukan pendamping hidupnya, sang ibupun menunggu kedatangan anaknya setiap hari di dermaga dan berharap anaknya pulang kampong.

Suatu ketika malin dan istrinya melakukan perjalanan dengan kapal pesiar dan pada saat itu ibu malin melihatnya dan sang ibu pun yangkin bahwa seorang yang dilihatnya ialahh anak dan istrinya, ketika turun dari kapal sang ibu menyambut malin, ibupun melihat bekas luka dilengannya sehingga dia yakin kalau into malin anaknya, sang ibu langsung memeluk malin namun malin malah melepas pelukannya dan mendorong hingga jatuh Malin memaki sang ibu dan mengelarkan kata-kata yang melukai hati ibunya. 

Bahkan ketika istrinya bertanya apakah benar itu ibunya, Malin pun tidak mengakuinya. Ia mengatakan bahwa orang itu hanyalah pengemis yang mengaku-mengaku sebagai ibunya demi mendapatkan harta nya. Mendengar hal tersebut, ibu Malin murka. Ia merasa diperlakukan semena-mena oleh anaknya. 

Ia terkejut bahwa anaknya kini menjadi durhaka. Dengan amarah, ibu Malin berdoa kepada Tuhan untu mengutuk pria itu menjadi batu jika benar ia adalah anaknya, Malin Kundang. Seleang beberapa menit, terdengar suara gemuruh angin kencang dan badai yang menghancurkan kapal Malin. Pelahan-lahan tubuh Malin menjadi kaku dan membentuk batu yang kini menjadi sebuah obyek wisata yang populer dan ramai tiap harinya..
Demikianlah Keindahan Pantai Air Manis, Sejarah Kutukan Malin Kundang yang MeLegenda, semoga bermanfaat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan Tari Topeng Betawi, Tarian Tradisional Khas Jakarta

Kampung Warna Warni Jodipan Malang Menjadi Buronan Para Selfi Mania

Bukit Baper Bumijawa, Spot selfie Baru Di Brebes